Selasa, 01 Juli 2014

Cikal Bakal Kecilnya Royalti Freeport dari Zaman Soeharto

Saibumi.com, Jakarta - Pada zaman masa kepemimpinan Soeharto, tidak ada satu pun perusahaan asing yang melakukan investasi di Indonesia. Alasan para investor adalah takut dengan gaya kepemimpinan Soeharto. 
Akan tetapi pada 1967, pemerintah Indonesia sudah melakukan lobi-lobi kepada perusahaan asing untuk melakukan investasi di Indonesia. Salah satunya mengajak PT Freeport untuk berinvestasi di Indonesia dengan pemberian royalti hanya sebesar satu persen.
"Ya yang sekarang kontrak dengan mereka itu. Mereka mau investasi, aturannya begini ya, tetapi mereka minta royaltinya 1 persen. Akhirnya iya," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Kantornya, Jakarta, Selasa, 1 Juni 2014.

Saat ini pemerintah ingin menaikan royalti tersebut menjadi 3,75 persen. Jero menuturkan, mengubah kesepakatan mengenai royalti yang sudah tercatat dalam kontrak tidaklah mudah. Sebab, lanjut Jero, posisi mereka memegang teguh kontrak dan sangat kuat. Sehingga Freeport belum juga tanda tangan dan belum kontrak baru belum final. 
Tidak hanya itu, sambung Jero, meski telah menuai kesepakatan pada masa lalu sebesar satu persen, kondisi tersebut jelas berbeda dengan saat ini. "Tapi kalau sekarang ada kontrak baru, kita akan minta 10 persen. Tapi kalau Freeport dari 1967 itu 1 persen. Sekarang mau 3,75 persen," pungkasnya.(okezone)



Sumber: www.saibumi.com


http://www.saibumi.com/artikel-54413-cikal-bakal-kecilnya-royalti-freeport-dari-zaman-soeharto.html#ixzz36D8IGcoM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar